Inilah 5 Saham Nikel di Indonesia yang Berpotensi
Inilah 5 Saham Nikel di Indonesia yang Berpotensi

Inilah 5 Saham Nikel di Indonesia yang Berpotensi

Instrumen yang paling sering dipakai untuk berinvestasi sekarang yaitu saham. Bahkan saat ini investor mulai tertarik untuk membeli dan berinvestasi saham berbasis nikel. Hal ini karena saham nikel di Indonesia cukup berpotensi tinggi di pasar modal. Sejumlah nama perusahaan besar pun telah melakukan IPO dan tercatat di BEI (Bursa Efek Indonesia).Investor dapat mencari tahu tentang perusahaan tersebut sebelum memutuskan berinvestasi.

5 Saham Nikel di Indonesia

Tertarik berinvestasi? Inilah pembahasan tentang saham berbasis nikel dari perusahaan Indonesia yang perlu diketahui.

1. Pelat Timah Nusantara

PT Latinusa berdiri sejak tahun 1982 serta mulai menjalankan kegiatan komersial di 1986. Ruang lingkup perusahaan ini antara lain sektor perdagangan maupun industri pengolahan seperti penggilingan baja. Kegiatan usaha yang dilakukan misalnya pendirian pabrik, perdagangan produk berskala besar dan lainnya.

NIKL memiliki produk utama berupa tinplate yang berbentuk coil atau gulungan serta lembaran dalam potongan scroll maupun straight. Pada tahun 2009, Bapepam-LK memberikan pernyataan jika NIKL bisa melakukan IPO kurang lebih 504.670.000 kepada masyarakat.

2. Vale Indonesia (INCO)

Saham nikel di Indonesia berikutnya yaitu INCO yang berdiri pada 25 Juli 1968 serta melakukan kegiatan usaha secara komersial di tahun 1978. Awalnya perusahaan ini bernama International Nickel Indonesia Tbk lalu kini berubah menjadi Vale Indonesia Tbk. Induk usaha dari INCO sendiri dipegang oleh Vale Canada Limited.

Sedangkan, pengendali utama INCO dipegang oleh perusahaan yang berdiri di bawah naungan hukum Republik Federasi Brasil yaitu Vale S.A. Kegiatan INCO meliputi penambangan dan eksplorasi, penyimpanan, pengolahan, pengangkutan hingga pemasaran nikel serta hasil tambang lainnya.

3. Aneka Tambang (ANTAM)

Awalnya Antam dikenal sebagai Perusahaan Aneka Tambang yang berdiri sejak tahun 1968. Kini perusahaan tersebut diubah menjadi Aneka Tambang Tbk yang resmi beroperasi di tahun yang sama. Kegiatan yang dikerjakan meliputi sejumlah bidang seperti pertambangan, perdagangan, pengangkutan dan lain sebagainya.

Perusahaan ini memiliki komoditas utama seperti limonit, saprolit, emas, perak, feronikel serta bauksit. ANTAM juga menyediakan jasa utama seperti geologi dan pengolahan maupun pemurnian logam mulia. Penawaran IPO dilakukan sejak tahun 1997 dengan nilai Rp.500 tiap sahamnya. Lalu, harga penawaran mencapai sebesar Rp.1400 per saham.

4. Harum Energy (HRUM)

Berdiri memakai nama PT Asia Antrasit pada tahun 1995, kini perusahaan dikenal sebagai Harum Energy Tbk. Perusahaan aktif beroperasi secara komersial sejak tahun 2007 silam. HRUM memiliki lingkup kegiatan yang bergerak di bidang perdagangan, pertambangan serta jasa. Saat ini HRUM juga beroperasi dan melakukan investasi pada anak usaha sejenis.

👉 TRENDING :   Ketahui Fundamental Analysis Saham untuk Meminimalisir Risiko Rugi!

HRUM melakukan IPO pada tahun 200 sebanyak kurang lebih 500.000.000 di masyarakat. Nilai nominal yang ditetapkan mencapai Rp.100 per saham. Untuk harga yang ditawarkan sekitar Rp.5.200 per sahamnya.

5. PAM Mineral (NICL)

PAM Mineral Tbk masih tergolong perusahaan baru yang didirikan pada tahun 2008 serta aktif beroperasi komersial sejak 2012. Perusahaan ini bergerak di bidang jasa pemeliharaan saluran pipa atau air, serta konstruksi maupun penunjang pertambangan. Pertambangan yang dihasilkan NICL seperti bijih uranium, nikel, batubara, pasir besi dan lain sebagainya.

NICL sendiri telah mendapatkan pernyataan dari OJK (Otoritas Jasa Keuangan) untuk melakukan IPO. Saham baru yang ditawarkan mencapai 2.000.000 dengan nilai Rp.20 tiap sahamnya. Sedangkan, harga yang ditawarkan sebesar Rp.100 per saham lengkap dengan Waran Seri I sekitar Rp.300 sesuai price saat pelaksanaan.

Demikian pembahasan tentang saham nikel di Indonesia yang memiliki potensi bagus. Setiap saham berbasis nikel tersebut biasanya akan mengalami kenaikan, sehingga bisa menjadi investasi yang menguntungkan. Tentunya investor perlu memahami kinerja perusahaan serta mempertimbangkannya sebelum berinvestasi.